3 macam progam Etische politik dan contohnya. Tujuan dan Tokoh Politik Etis. Show
Top 1: 3 macam progam Etische politik dan contohnya - Brainly.co.id
Pengarang: brainly.co.id - Peringkat 99 Ringkasan: 3 macam progam Etische politik dan contohnya . Hasil pencarian yang cocok: Politik Etis juga didorong desakan kelompok Liberal di Belanda pada akhir abad ke 19 M, seperti Conrad Theodore van Deventer. Pemerintah Belanda ... ... Top 2: Politik Etis - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pengarang: id.m.wikipedia.org - Peringkat 105 Ringkasan: Politik Etis atau Politik Balas Budi (bahasa Belanda: Ethische Politiek) adalah politik pemikiran kolonial Hindia Belanda (sekarang Indonesia) selama empat dekade dari 1901 sampai tahun 1942. Pada 17 September 1901, Ratu Belanda Wilhelmina mengumumkan bahwa Belanda menerima tanggung jawab politik etis demi kesejahteraan rakyat kolonial mereka. Pengumuman ini sangat kontras dengan doktrin resmi sebelumnya bahwa Indonesia adalah wingewest (wilayah yang menghasilkan keuntungan). Ini juga menandai d Hasil pencarian yang cocok: Politik Etis · 1 Perumusan · 2 Tujuan. 2.1 Irigasi; 2.2 Migrasi; 2.3 Edukasi · 3 Penilaian · 4 Penyimpangan · 5 Kritik · 6 Politikus etis terkemuka · 7 Lihat juga · 8 ... ... Top 3: Politik balas budi - Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas
Pengarang: ms.m.wikipedia.org - Peringkat 114 Ringkasan: Politik Balas Budi adalah suatu pemikiran yang menyatakan bahwa pemerintah kolonial memegang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan pribumi. Pemikiran ini merupakan kritik terhadap politik tanam paksa.Munculnya kaum Etis yang di pelopori oleh Pieter Brooshooft (wartawan Koran De Locomotief) dan C. van Deventer (politikus) ternyata membuka mata pemerintah kolonial untuk lebih memperhatikan nasib para pribumi yang terbelakang.Pada 17 September 1900, Ratu Wilhelmina yang baru naik tahta menegaskan Hasil pencarian yang cocok: Ratu Wilhelmina menuangkan panggilan moral tadi ke dalam kebijakan politik etis, yang terangkum dalam program Trias Politika yang meliputi: irigasi (pengairan), ... ... Top 4: Jelaskan 3 program politik balas budi penjajahan B... - Roboguru
Pengarang: roboguru.ruangguru.com - Peringkat 173 Ringkasan: Politik Etisadalah kebijakan Belanda yang dilakukan sebagai dampak dariSistem Tanam Paksa. Politik Etis didorong oleh desakan kelompok Liberal di Belanda pada akhir abad ke 19 M, sepertiConrad Theodore van Deventer. Pemerintah Belanda menjalankan Politik Etis atau Politik Balas Budi ini dalam tiga kebijakan yang disebut dengan “Trias van Deventer”, yaitu sebagai berikut.Edukasi dilakukan dengan membangun lembaga pendidikan modern di Indonesia, misalnya adalah Technische Hogereschool te Bandung ( Hasil pencarian yang cocok: Jelaskan 3 program politik balas budi penjajahan Belanda! ... Top 5: Politik Etis: Kebijakan, Penyimpangan dan Dampak Halaman all
Pengarang: amp.kompas.com - Peringkat 161 Ringkasan: KOMPAS.com - Tumbuhnya ruh kebangsaan Indonesia pada penduduk nusantara tidak terlepas dari kebijakan pemerintah Belanda yaituPolitik Etis (Etische Politiek).. Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI,Politik Etis adalah pemikiran yang menyatakan pemerintah kolonial Belanda memegang hutang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan rakyat nusantara.. Politik Etis atau Politik Balas Budi adalah pemikiran progresif yang menyatakan pemerintah Belanda mempunyai kewajiba Hasil pencarian yang cocok: 6 Mar 2020 — Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Politik Etis adalah pemikiran yang menyatakan pemerintah kolonial Belanda ... ... Top 6: Politik Etis: Pengertian, Latar Belakang, Tokoh dan Tujuan
Pengarang: amp.kompas.com - Peringkat 168 Ringkasan: KOMPAS.com - Tumbuhnya ruh kebangsaan Indonesia tidak terlepas dari peran pers, gerakan pembaruan dalam Islam dan kebijakan pemerintah Belanda.. Pax Netherlandica. Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Politik Etis tidak dapat terlepas dari kebijakan pemerintah Belanda yaitu Pax Netherlandica.. Pax Netherlandica adalah kebijakan yang bertujuan agar daerah-daerah kolonial yang masih terpisah disatukan dalam penerapan administrasi baru yang berpusat di Batavia, Hasil pencarian yang cocok: 6 Mar 2020 — Politik Etis tidak dapat terlepas dari kebijakan pemerintah Belanda yang disebut Pax Netherlandica. Halaman all. ... Top 7: 3 Program yang dibuat Belanda di Indonesia di era politik etis
Pengarang: m.merdeka.com - Peringkat 162 Ringkasan: . . Merdeka.com - Ketika masa pemerintahan Ratu Wilhelmina di Belanda, terbentuklah sebuah kebijakan baru di tanah Indonesia. Kebijakan itu dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan untuk membalas budi apa saja yang sudah diambil oleh Belanda dari tanah Indonesia. Kebijakan baru yang akan segera diterapkan itu adalah Politik Etis. Di awal abad 19, politik kolonial memasuki era baru yaitu era Politik Etis yang dipimpin oleh Menteri Jajahan Alexander W.F. Idenburg. Alexander ini akhir Hasil pencarian yang cocok: 2 Jul 2016 — Ada tiga program Politik Etis yang akan dilakukan, yaitu irigasi, edukasi, dan trasmigrasi. Kehadiran Politik Etis membawa pengaruh besar ... ... Top 8: Sejarah Politik Etis: Tujuan, Tokoh, Isi, & Dampak Balas Budi - Tirto.ID
Pengarang: amp.tirto.id - Peringkat 153 Ringkasan: tirto.id - Politik Etis adalah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah kolonial Hindia Belanda sejak 17 September 1901. Politik Etis disebut pula sebagai Politik Balas Budi.Politik Etis mengawali sejarah dimulainya era pergerakan nasional di Indonesia pada zaman penjajahan Belanda. Politik Etis bermula dari kebijakan tanam paksa. . Tahun 1830, Johannes van den Bosch yang merupakan Gubernur Jenderal Hindia Belanda kala itu, menetapkan kebijakan tanam paksa atau cultuurstelsel. Ketika aturan Hasil pencarian yang cocok: Terkait isinya, terdapat tiga program utama, yakni ... ... Top 9: Pengertian Politik Etis dan Program Kolonial Belanda Pasca Tanam ...
Pengarang: amp.suara.com - Peringkat 183 Ringkasan: Suara.com - Dalam bahasa Belanda, Politik Etis dikenal sebagai Ethische Politic yakni sebuah pemikiran yang merujuk pada pemerintah kolonial memegang tanggung jawab moral untuk kesejahteraan bumiputera. Politik etis ini adalah salah satu bentuk respon atas kritik kepada politik tanam paksa. Berikut ini pengertian Politik Etis dan program kolonial Belanda pasca tanam paksa. . Saat itu, kemunculan golongan etis oleh Pieter Brooshooft (wartawan Koran De Locomoti Hasil pencarian yang cocok: 10 Des 2020 — Ada tiga program yang jadi fokus utama politik etis yakni: Irigasi. Program pembangunan dan penyempurnaan sarana masyarakat di bidang pertanian ... ...
Apa Itu pengertian politik etis? Politik etis adalah kebijakan yang pernah diterapkan di Indonesia. Kebijakan ini disebut-sebut sebagai balas budinya bangsa Belanda kepada bangsa Indonesia. Hal itu karena diterapkannya sistem tanam paksa. Namun, apa itu pengertian politik etis? Artikel ini akan membahas mengenai pengertian politik etis, latar belakang politik etis, program politik etis dan siapa saja tokoh-tokoh yang terlibat di dalam politik etis. Pengertian Politik EtisIllustration of a Public buildings on the Esplanade in Bombay Pengertian politik etis adalah salah satu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Politik etis ini disebut juga sebagai politik balas budi. Politik etis atau politik balas budi adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Kebijakan politik etis ini diterapkan pada tahun 1901. Kebijakan ini adalah gagasan dari Van Deventer. Pemerintah Belanda memiliki keharusan untuk memajukan kesejahteraan masyarakat. Caranya adalah dengan melalui 3 program yang diusung. Ketiga program tersebut adalah irigasi, edukasi dan emigrasi. Dengan demikian, politik etis adalah salah satu kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Belanda di Indonesia. Politik etis ini menekankan pada kewajiban moral mensejahterakan masyarakat Hindia Belanda, atau Indonesia. Latar Belakang Politik EtisAntique photograph of the British Empire: Annexation of the territory of the king of Ado Di dalam sejarah bangsa Indonesia, tercatat bahwa Indonesia sudah dijajah oleh pemerintah Belanda. Lama jajahannya adalah sekitar 350 tahun. Selama masa-masa penjajahan tersebut, pemerintah kolonial Belanda menerapkan sebuah sistem Sistem tersebut bernama sistem tanam paksa. Di dalam sistem tanam paksa, masyarakat Indonesia mengalami kesengsaraan. Selain itu, masyarakat Indonesia juga mengalami berbagai kerugian. Bahkan kerugiannya terbilang cukup besar. Kerugian itu meliputi materiil maupun tenaga. Rakyat Indonesia merasakan penderitaan yang luar biasa. Hal itu terjadi karena adanya berbagai penindasan. Serta penekanan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial kepada rakyat Indonesia. Tanam paksa ini memiliki nama lain yaitu sistem kultivasi atau cultuurstelsel. Pada saat diberlakukannya sistem tanam paksa ini, masyarakat diatur untuk menyisihkan sebagian hartanya. Sistem tanam paksa membuat suatu aturan yang mewajibkan setiap desanya menyisihkan sekitar 20% sebagian tanahnya. Hal tersebut digunakan untuk menanami komoditas ekspor. Komoditas tersebut seperti tebu, kopi, teh dan tarum. Hasil panen dari tanaman-tanaman tersebut nantinya akan dijual. Harga penjualan hasil panennya juga sudah ditetapkan oleh pemerintah kolonial Belanda. Sementara itu, bagi masyarakat yang tidak mempunyai lahan perkebunan atau lahan pertanian dialihkan. Mereka diwajibkan untuk bekerja pada perkebunan milik pemerintah. Waktu pelaksanaan kerjanya selama 75 hari dalam setahun. Aturan tersebut ditetapkan oleh gubernur jenderal Johannes Van Den Bosch. Terjadi pada tahun 1830. Sistem tanam paksa atau cultuurstelsel ini sebenarnya mendapat banyak protes dari warga. Selain itu, sistem tanam paksa ini juga mendapat berbagai kecaman dari warga Belanda. Hal itu terjadi karena mereka menganggap bahwa sistem tanam paksa ini adalah kebijakan yang tidak berkemanusiaan. Kemudian pada tahun 1890, tokoh politik bernama C. Th. Van Deventer mengemukakan politik etis. Politik etis digunakan untuk menyelamatkan hak-hak rakyat Indonesia. Selain itu, politik etis juga dijadikan sebagai desakan golongan liberal kepada parlemen kolonial Belanda. BACA JUGA: Tujuan Pembentukan VOC: Sejarah, Dampak, Alasan Pembubaran, dan Tokoh Dibalik VOC Th. Van Deventer adalah seorang ahli hukum dari Belanda. Ia mengisahkan bagaimana perjuangan dari rakyat Indonesia yang hasilnya justru dinikmati oleh rakyat Belanda. Kisah tersebut dituliskan di dalam majalah De Gids dengan judul Eeu Ereschuld atau Hutang Budi. Gagasan yang dikemukakan oleh Van Deventer ini mendapatkan dukungan penuh dari Ratu Wilhelmina. Gagasan ini juga pernah disebutkan di dalam pidatonya pada tahun 1901. Dukungan dari Ratu Wilhelmina juga dibuktikan melalui terbitnya kebijakan baru. Kebijakan baru tersebut berisi mengenai program-program untuk para penduduk wilayah jajahan. Program tersebut dinamakan dengan Trias Van Deventer. Program ini berisi mengenai tiga tujuan. tujuan-tujuan tersebut adalah Edukasi, Irigasi dan Transmigrasi. Serdadu Belanda di Indonesia 1945-1950: Kesaksian Perang pada Sisi Sejarah yang Salah Program Politik EtisAntique illustration of a Uniforming of the protective group for German East Africa. 1. IrigasiSalah satu program politik etis adalah irigasi. Di dalam program ini, pemerintah Hindia Belanda melakukan beberapa pembangunan fasilitas. Pembangunan-pembangunan tersebut digunakan untuk menunjang kesehatan dari rakyat Indonesia. Diberikan sarana dan dan prasarana untuk mendukung aktivitas pertanian. meliputi pembuatan waduk, perbaikan dari sanitasi, jalur transportasi untuk mengangkut hasil tani dan lain sebagainya. 2. EdukasiProgram kedua politik etis adalah edukasi. Melalui program edukasi, dilakukannya peningkatan kualitas sumber daya manusia atau SDM di Indonesia. Selain itu, ditingkatkan pula upaya untuk mengurangi angka buta huruf di masyarakat. Dimulai juga pelaksanaan-pelaksanaan pengadaan sekolah untuk rakyat. Akan tetapi, berdasarkan penjelasan dari Suhartono di dalam Sejarah Pergerakan Nasional dari Budi Utomo sampai Proklamasi 1908-1945 (2001:7), hanya kaum laki-laki saja yang boleh mengenyam pendidikan pada masa itu. Sedangkan kaum perempuan hanya belajar di rumah saja.
3. EmigrasiEmigrasi adalah program ketiga dari politik etis. Emigrasi ditetapkan dalam rangka memeratakan kepadatan penduduk yang terjadi di Indonesia atau Hindia Belanda, pada saat itu. Pada tahun 1900, Jawa dan Madura sudah dihuni oleh 14 juta jiwa. Melalui kebijakan ini, didirikanlah sebuah pemukiman baru. Pemukiman-pemukiman tersebut dibuat di Sumatera. Hal ini disediakan untuk tempat perpindahan rakyat dari wilayah-wilayah yang memiliki penduduk yang padat. Kebijakan ini mulai aktif pada tahun 1901. Tokoh-tokoh yang Terlibat dalam Politik EtisEngraving From 1882 Of The Signing Of The Declaration Of Independence By The American Founding Fathers. 1. Pieter BrooshooftPieter Brooshooft adalah seorang wartawan sekaligus sastrawan asal Belanda. Ia mengelilingi wilayah Jawa pada tahun 1887. Ia juga mendokumentasikan bagaimana kesengsaraan yang dialami oleh rakyat pribumi Hindia Belanda pada saat itu. Kesengsaraan yang dialami oleh rakyat pribumi terjadi akibat kebijakan tanam paksa. Selain itu, perkebunan swasta juga menjadi alasan dari kesengsaraan rakyat pribumi. Kemudian Pieter Brooshooft melaporkan hal tersebut pada 12 polisi Belanda. Salah satunya dalam bentuk buku. Buku tersebut berjudul Memorie Over den Toestand in Indie, atau bermakna Catatan Mengenai Keadaan di Hindia. Di dalam buku tersebut, berisi sebuah kritik mengenai para bandar dan pajak. Meskipun kebijakan politik etis ini sudah berhasil dirumuskan, tetapi ia tetap kecewa. Ia menyayangkan mengenai penerapannya. Hal itu karena menurutnya, penerapan dari politik etis ini penuh dengan sebuah penyimpangan. Kemudian ia pulang ke Belanda. Kepulangannya terjadi pada tahun 1904. Tulisan dari Pieter Brooshooft ini adalah salah satu inspirasi utama dalam terbitnya politik etis. Selain karya yang lain seperti Max Havelaar yang dibuat oleh Multatuli. 2. Conrad Theodore van DeventerAkan tetapi, meskipun ia menikmati kekayaannya, ia juga berpendapat bahwa perlu adanya perlakuan yang lebih baik. Perlakukan baik tersebut ditujukan untuk masyarakat pribumi Hindia Belanda. Kemudian van Deventer menulis Een Eereschuld yang berarti kehormatan. Tulisan tersebut ditulis pada tahun 1899. Tulisan tersebut berarti Belanda memiliki sebuah hutang kehormatan. Hutang kehormatan tersebut juga harus dibayar. Terlebih atas kekayaan-kekayaan yang diterima dari penderitaan masyarakat pribumi. Sebagai anggota parlemen, ia juga menyelesaikan laporannya. Laporan tersebut mengenai kondisi Hindia Belanda. Ia menyerahkan laporannya pada Menteri Daerah Jajahan Idenburg. Selain itu ia juga mempermasalahkan kebijakan pemerintah atas kondisi yang terjadi tersebut. 3. Edward dan Ernest Douwes DekkerEdward Douwes Dekker memiliki nama lain Multatuli. Ia adalah orang yang menulis sebuah buku bernama Max Havelaar. Buku tersebut menjelaskan tentang bagaimana masyarakat terlihat terhimpit. Ia menilai bahwa masyarakat terhimpit di antara kepentingan kolonial belanda, sekaligus dari penguasa lokal. Keduanya sama-sama ingin mempertahankan kekuasaannya. Ia juga mempermasalahkan pemerintah yang seharusnya lebih tegas lagi kepada penguasa lokal. Sekaligus membangun sistem pemerintahan yang berpihak pada kesejahteraan para rakyatnya. Ernest Douwe Dekker atau Setiabudi adalah keturunan dari Edward Douwes Dekker. Ia memperjuangkan kalangan Indo, atau golongan campuran. Pada saat itu, kalangan Indo memang terabaikan di dalam kebijakan politik etis. Kalangan Indo tidak termasuk ke dalam orang-orang yang diprioritaskan untuk pendidikan politik etis. Akan tetapi, biasa pendidikan ke luar negeri juga terlalu mahal untuk mereka. Ernest Douwes Dekker berharap bahwa pendidikan adalah hal yang dapat diakses oleh semua golongan atau kalangan. Itulah ulasan mengenai pengertian politik etis sampai siapa saja tokoh yang terlibat di dalam kebijakan politik etis ini. Temukan informasi lainnya di www.gramedia.com. Gramedia sebagai #SahabatTanpaBatas akan selalu menampilkan artikel menarik dan rekomendasi buku-buku terbaik untuk para Grameds. Sistem Politik Indonesia Pemahaman Secara Teoretik & Empirik Edisi Kedua Penulis: Wida Kurniasih Sumber: dari berbagai sumber BACA JUGA:
|